A.
Tujuan
Mengetahui cara pembuatan larutan stok dan
media serta
preparasi alat-alat yang akan digunakan pada kultur jaringan tanaman.
B. Tinjauan Pustaka
Kultur jaringan merupakan salah satu
cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik
perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata
tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang
tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi
menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah
perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan
media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Jaringan
yang mengalami perubahan-perubahan dinyatakan sebagai suatu situasi kritis
ketika suatu eksplan dikulturkan. Di samping kehilangan suplai air dan mineral
sebagai akibat hilangnya tekanan akar, tanaman pun kehilangan karbohidrat
karena tidak ada daun-daun yang menyediakan gula ke dalam system floem, juga
terjadi gangguan yang menyeluruh pada sistem regulasi hormon tanaman. Pusat
sintesis auksin, seperti pucuk-pucuk dengan primordial daun menjadi berkurang
bila terjadi proliferasi kalus, demikian pula halnya dengan suplai sitokinin
dari akar. Pertumbuhan kultur yang normal dapat kembali diinduksi bila
dilakukan restorasi suplai air, komponen-komponen nutrisi, dan zat pengatur
tumbuh melalui medium tumbuh.
Media
merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi
media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.
Media kultur yang baik seharusnya menyediakan unsur hara baik makro maupun
mikro, sumber vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat, zat pengatur tumbuh,
senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa, ekstrak buah dll, bahan
pemadat: agar-agar dan gelrite dan juga menyediakan arang aktif untuk kasus
tertentu untuk tanaman.
Sebagian
besar medium kultur yang saat ini banyak digunakan merupakan hasil modifikasi
dari medium yang dikembangkan sebelumnya, yang telah terbukti sesuai untuk
kultur suatu jaringan ataupun organ tertentu.
Salah
satu penyebab keberhasilan kultur
jaringan tanaman adalah pemberian nutrisi dalam jumlah dan perbandingan
yang sesuai pada medium pertumbuhannya. Medium kultur jaringan terdiri dari
zat-zat anorganik yang terdiri dari unsur-unsur hara esensial makro maupun
mikro, gula dan zat-zat organik, seperti vitamin dan hormon. Susunan zat-zat
tersebut di dalam kultur jaringan bervariasi tergantung dari tujuan penggunaan
media tersebut dalam kultur jaringan dan bahan yang dipakai. Salah satu medium
yang dipakai, terutama untuk tanaman-tanaman herba adalah medium dasar
Murashige dan Skoog (Medium MS). Medium MS mengandung konsentrasi garam mineral
yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+.
C.
Alat dan bahan
1.
Timbangan
analitik (BI-62 / JICA)
2.
Erlenmeyer
200 cc, 500 cc, 1000 cc
3.
Gelas
ukur 100 cc
4.
Pengaduk
5.
Hot plate dan pengaduk magnetik (BI-63 / JICA)
6.
Pipet
7.
Autoclav
(BI-65 / JICA)
8.
Alumunium
foil
9.
pH
meter (BI-3 / JICA)
10. Kertas label
11. Zat-zat kimia dan hormon yang dibutuhkan umtuk pembuatan
media MS
D.
Cara kerja
Preparasi Larutan Stok dan Media
Murashige & Skoog ( Media MS)
1. Menimbang
bahan-bahan kimia makronutrient.
NH4 NO3 3300 mg
KNO3 3800
mg
CaCl2.2H2O 880 mg
MgSO4.7H2O 740 mg
KH2.PO4 340 mg
2. Melarutkan
bahan-bahan tersebut satu persatu ke dalam Erlenmeyer 250 ml yang telah diisi
dengan 150 ml aquadest, kemudian menggojok Erlenmeyer setiap kali penambahan
bahan kimia sampai larut.
3. Menambahkan
aquadest sampai volume larutan menjadi 200 ml. untuk membuat 1 liter medium MS
diperlukan 10 ml larutan stok makro.
4. Menyiapkan
Erlenmeyer 1000 ml yang telah diisi dengan 500 ml aquadest, kemudian
menambahkan 10 ml larutan stok makronutrien dan mengaduknya hingga merata.
5. Menambahkan
bahan kimia dan larutan stok lain satu persatu. Setiap kali memasukkan bahan,
melarutkan dengan menggunakan pengaduk baru kemudian memasukkan bahan
berikutnya. Bahan yang dimasukkan berturut-turut adalah :
a. Myo-inositol
50 mg
b. Sucrose
15 mg
c. Iron
Stok 2,5 ml
d. Mikronutrient
Stok 2,5 ml
e. Vitamin
Stok 2 ml
f. Larutan
hormone 2,4 D 2 ml 90 ppm
6. Menambahkan
aquades hingga larutan mencapai 800 ml.
7. Mengukur
pH (pH 5,7 – 5,8 ). Setelah pH sesuai dengan kebutuhan, menambahkan agar-agar
powder ± 4 gr ( untuk media padat). Untuk media cair tidak perlu diberi
agar-agar powder.
8. Menambahkan
aquadest sampai volume mencapai 500 ml.
kemudian memanaskan media dia atas hot
plate sambil terus diaduk menggunakan magnetic
stirrer sampai mendidih dan agar-agar larut.
9. Menuangkan
ke dalam botol kultur secukupnya. Kemudian menutup dengan alumunium foil /
plastik dan diberi label MS.
10. Mensterilisasi
media MS menggunakan autoclave dengan temperature 121oC selama 15
menit.
11. Meletakkan
alat-alat tersebut pada rak kultur untuk digunakan selanjutnya.
Preparasi Alat
1. Mencuci
alat-alat yang terbuat dari gelas (botol kultur, gelas beker, tabung reaksi,
Erlenmeyer, dll) dengan deterjen.
2. Mengeringkan
alat-alat tersebut kemudian ditutup dengan aluminium foil atau plastik.
3. Mensterilisasi
alat-alat tersebut dengan autoclave dengan temperature 121oC selama 15 menit.
4. Meletakkan
alat-alat tersebut pada rak kultur untuk digunakan selanjutnya.
E. Hasil Pengamatan
Berdasarkan
hasil praktikum diperoleh:
1. 1
Liter medium Murashige dan Skoog yang dituangkan ke dalam 50 botol kultur.
2. Sterilisasi
alat dan media MS dan diletakkan pada rak kultur.
F. Pembahasan
Pada
praktikum mengenai preparasi stok, alat, dan media kultur jaringan tumbuhan,
praktikan membuat larutan stok yaitu larutan stok makronutrien dan menambahkan
myo-inositol, sukrosa, iron stok, mikronutrient stok, vitamin stok, dan
terakhir menambahkan agar-agar. Pada praktikum ini, praktikan hanya membuat
larutan stok makronutient sedangkan larutan stok mikronutrien, larutan stok
vitamin, larutan stok iron, dan larutan stok hormon sudah tersedia dan tinggal
ditambahkan satu per satu.
Pembuatan
larutan makronutrien tersusun atas NH4 NO3 3300 mg, KNO3
3800 mg, CaCl2.2H2O 880 mg, MgSO4.7H2O
740 mg, dan KH2.PO4 340 mg. Bahan-bahan kimia yang
ditambahkan sudah memenuhi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan eksplan. Berdasarkan teori, unsur-unsur esensial yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah relative besar diistilahkan sebagai unsure-unsur makro.
Unsur-unsur makro karbon, hydrogen, dan oksigen tersedia bagi tanaman melalui
air dan udara. Sementara itu, kebutuhan akan unsur-unsur makro lain seperti
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang dipenuhi melalui
media tumbuh.
Pada kultur in vitro, nitrogen diberikan dalam
jumlah terbesar dalam bentuk NH4NO3 atau KNO3. Kebutuhan
akan magnesium dan belerang dapat dipenuhi melalui pemberian MgSO4.7H2O.
Sementara itu, fosfor dapat diberikan dalam bentuk KH2.PO4. Kalium
diberikan pada medium dalam bentuk KNO3 dan KH2.PO4.
Sedangkan CaCl2.2H2O yang adalah bentuk anhidrat
dari garam dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan akan kalsium.
Myo-inositol ditambahkan pada medium kultur sebanyak
50 mg. Pilihan dan takaran gula tergantung pada macam jaringan tanaman yang
dikulturkan dan tujuan dari pengkulturan tersebut. Xilogenesis dapat diinduksi
menggunakan myo-inositol sebagai sumber utama karbon.
Semua medium kultur in vitro dilengkapi sumber
karbon dan energi. Sukrosa merupakan sumber karbon yang pada praktikum
ditambahkan sebanyak 15 mg. Hampir semua kultur memperlihatkan respon
pertumbuhan yang optimum dengan pemberian disakarida dalam bentuk sukrosa.
Sukrosa bersifat labil terhadap pemanasan, sterilisasi senyawa ini menggunakan
otoklaf akan menghasilkan kombinasi sukrosa, D-glukosa, dan D-fruktosa. Medium
yang diotoklaf tersebut dapat memberikan hasil yang jauh berbeda dibandingkan
dengan medium yang mengandung sukrosa
yang disterilkan secara filtrasi.
Larutan stok iron disiapkan secara terpisah karena
adanya masalah pada kelarutan unsure ini. Larutan besi disiapkan dalam bentuk
kelat sebagai garam natrium ferric ethylenediamine tetra-acetic (NaFeEDTA)
sebanyak 1492 mg dan Fe2SO4.7H2O sebanyak 1112
mg.
Disamping unsur-unsur makro, sel-sel tanaman juga
membutuhkan unsur-unsur mikro tertentu. Unsur-unsur mikro yang dibutuhkan oleh
semua tanaman tingkat tinggi meliputi besi, mangan, seng, boron, tembaga,
molibdat, dan klor. Stok besi disiapkan secara terpisah karena adanya masalah
pada kelarutan unsur ini, biasanya ditambahkan HCl agar mudah larut. Dan
unsur-unsur mikro tersebut meliputi kebutuhan akan mangan diberikan dalam
bentuk MnSO4.4H20, kebutuhan akan seng diberikan dalam
bentuk ZnSO4.4H2O, kebutuhan akan boron diberikan dalam
bentuk H3BO3, kebutuhan akan klor diberikan dalam bentuk KI,
kebutuhan akan molibdat diberikan dalam bentuk Na2MoO4.2H2O,
kebutuhan akan tembaga diberikan dalam bentuk CuSO4.5H2O,
dan kebutuhan akan kobalt diberikan dalam bentuk CoCl2.6H2O.
Pada media MS, ditambahkan juga vitamin. Vitamin memiliki
fungsi katalitik pada sistem enzim dan dibutuhkan dalam jumlah kecil yaitu 2
ml. Satu-satunya vitamin yang dianggap esensial pada kultur in vitro adalah
tiamin (vitamin B1). Tiamin diberikan pada medium kultur dalam
bentuk tiamin-HCl sebanyak 5 mg. Pemberian niasin (asam nikotinat) dan
piridoksin (vitamin B6) dapat meningkatkan pertumbuhan kultur. Pada
medium niasin dan piridoksin diberikan dalam bentuk Nicotinic acid sebanyak 25
mg dan Pyridoxine-HCl sebanyak 25 mg. Pada larutan stok vitamin ditambahkan
juga Glysin sebanyak 100 mg sebagai sumber protein bagi pertumbuhan dan
perkembangan ekplan.
Keasaman medium adalah salah satu yang mempengaruhi
keberhasilan kultur jaringan tanaman. Pada praktikum ini, disarankan pH antara
5,7 – 5,8. Medium yang terlalu asam (pH < 4,5) atau terlalu basa (pH > 7)
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan ekplan. Hal itu mungkin
disebabkan oleh tidak tersedianya sejumlah unsur hara pada kisaran pH tertentu.
Pada pH tinggi, unsur-unsur seperti besi, seng, mangan, tembaga, dan boron
mengalami presipitasi sebagai hidroksi sehingga tidak tersedia bagi jaringan
yang dikultur. Sedangkan pH yang rendah, unsure-unsur seperti kalium,
magnesium, belerang, fosfor, dan molibdat menjadi tidak tersedia. Selain
mempengaruhi ketersediaan unsure-unsur hara, pH juga mempengaruhi pula proses
pemadatan medium. Medium akan menjadi terlalu keras bila pH > 6, sedangkan
pada pH < 5,2 medium akan sulit untuk menjadi padat.
Pengambilan air oleh sel-sel tanaman diatur oleh
besarnya potensi air antara cairan vakuola dan medium. Komponen utama medium
yang mempengaruhi potensi air adalah konsentrasi agar-agar. Agar yang
ditambahkan pada medium adalah sebanyak 4 gram. Suatu karakteristik koloid
agar-agar pada kondisi padat adalah adanya retensi imbibisi air ke dalam misel
gel.
Air yang digunakan pada medium dan air yang
digunakan selama prosedur kultur in vitro hendaknya disuling dan
didemineralisasi.
Pada preparasi alat dilakukan sterilisasi terlebih
dahulu. Cara sterilisasi disesuaikan dengan jenis alat. Alat yang terbuat dari
gelas seperti gelas beker, tabung reaksi, erlenmeyer, dan botol kultur di cuci
terlebih dahulu kemudian di tutup mulut botol dengan alumunium foil atau plastik
dan diikat dengan karet. Setelah itu, alat-alat tersebut disterilisasi dengan
autoclave. Alat lainnya seperti skapel, pinset panjang maupun pendek, dan
petridish dicuci dan dibungkus dengan kertas payung kemudian dimasukkan ke inkubator
dengan suhu tertentu.
Pada media kultur yaitu media MS dimasukkan ke botol
kultur yang telah disterilisasi dengan takaran yang sesuai sekitar 50 botol
kultur, ditutup dengan alumunium foil dan plastik kemudian disterilisasi dengan
autoclave. Botol-botol kultur yang telah berisi media tumbuh serta alat-alat
yang telah disterilisasi diletakkan pada rak kultur yang telah dilengkapi lampu
neon.
G.
Kesimpulan
Pada
praktikum mengenai Preparasi Stok, Alat, dan Media Kultur Jaringan, praktikan
membuat larutan stok Makronutrient dan membuat media MS menggunakan larutan
stok lainnya yang sudah tersedia. Praktikan membuat larutan stok makronutrien
dengan dua kali konsentrasi saja dan dilanjutkan dengan membuat madia MS dengan
beberapa langkah sebagai berikut:
1. Menimbang
bahan-bahan kimia makronutrient
NH4 NO3 3300 mg
KNO3 3800 mg
CaCl2.2H2O 880 mg
MgSO4.7H2O 740 mg
KH2.PO4 340 mg
2. Melarutkan
bahan-bahan tersebut satu persatu ke dalam Erlenmeyer 250 ml yang telah diisi
dengan 150 ml aquadest, kemudian menggojok Erlenmeyer setiap kali penambahan
bahan kimia sampai larut.
3. Menambahkan
aquadest sampai volume larutan menjadi 200 ml. untuk membuat 1 liter medium MS
diperlukan 10 ml larutan stok makro.
4. Menyiapkan
Erlenmeyer 1000 ml yang telah diisi dengan 500 ml aquadest, kemudian
menambahkan 10 ml larutan stok makronutrien dan mengaduknya hingga merata.
5. Menambahkan
bahan kimia dan larutan stok lain satu persatu. Setiap kali memasukkan bahan,
melarutkan dengan menggunakan pengaduk baru kemudian memasukkan bahan
berikutnya. Bahan yang dimasukkan berturut-turut adalah :
Myo-inositol 50
mg
Sucrose 15 mg
Iron Stok 2,5 ml
Mikronutrient
Stok 2,5
ml
Vitamin Stok 2
ml
Larutan hormone
2,4 D 2 ml 90 ppm
6. Menambahkan
aquades hingga larutan mencapai 800 ml.
7. Mengukur
pH (pH 5,7 – 5,8 ). Setelah pH sesuai dengan kebutuhan, menambahkan agar-agar
powder ± 4 gr ( untuk media padat). Untuk media cair tidak perlu diberi
agar-agar powder.
8. Menambahkan
aquadest sampai volume mencapai 500 ml.
kemudian memanaskan media dia atas hot
plate sambil terus diaduk menggunakan magnetic
stirrer sampai mendidih dan agar-agar larut.
9. Menuangkan
ke dalam botol kultur secukupnya. Kemudian menutup dengan alumunium foil /
plastic dan diberi label MS.
10. Mensterilisasi
media MS menggunakan autoclave dengan temperature 121oC selama 15
menit.
11.
Meletakkan media MS tersebut pada rak
kultur untuk digunakan selanjutnya.
Kemudian
diperoleh satu liter media MS yang dituangkan ke dalam 50 buah botol kultur.
Botol kultur dan alat-alat yang diperlukan disterilisasi dengan autoclave dan
setelah itu diletakkan pada rak kultur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar