Senin, 14 Maret 2016

OVERPLANTING BIBIT ANGGREK


A.    Tujuan
Penjarangan anggrek dalam botol

B.     Tinjauan Pustaka
Teknik kultur jaringan dengan menggunakan usaha propagasi akan dihasilkan tanaman dengan jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat. Propagasi merupakan suatu cara pembiakan secara vegetatif untuk mendapatkan suatu populasi yang mempunyai sifat morfologis dan sifat genetik yang sama. Pelaksanaan propagasi anggrek melalui empat tahap, yaitu overplanting dan pemindahan, budidaya dalam komuniti pot, budidaya dalam pot individu dan pemeliharaan anggrek dewasa. Over planting adalah pemindahan bibit anggrek (planlet) ke dalam botol steril yang baru untuk pemenuhan kebutuhan nutrien, tetapi komposisi garam sama dengan yang sebelumnya. Apabila dalam tiga bulan media agar tidak diganti, maka media akan tampak kecokelatan, menjadi tipis dan mengering, sehingga daun planlet akan menguning.
Salah satu faktor penentu keberhasilan perbanyakan kultur jaringan, yaitu me-dia kultur. Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan. Me-dia kultur jaringan terdiri dari beberapa versi, salah satunya adalah media Vacin dan Went. Media ini merupakan media yang dianggap paling baik untuk kultur jaringan anggrek. Media padat Vacin dan Went disimpan dalam botol-botol anggrek yang penyimpanannya diletakkan secara horisontal, sehingga media agar posisinya miring. Media yang digunakan dalam kultur jaringan haruslah mengandung garam-garam mineral yang terdiri dari unsur-unsur makro dan mikro, sumber karbon, vitamin, asam-asam amino, zat pengatur tumbuh, bahan organik kompleks.
Planlet dalam botol media Vacin dan Went diatur dengan rapi berjarak kurang lebih sama satu dengan yang lain. Diperkirakan dalam waktu tiga bulan, planlet su-dah memenuhi botol. Planlet anggrek dalam botol masih berupa kecambah dengan daun berjumlah dua sampai empat helai dan baru mulai keluar akar. Planlet yang siap untuk ditanam berumur 6 – 10 bulan. Planlet yang dipilih adalah planlet yang segar, berwarna hijau secara keseluruhan, serta tidak menampakkan adanya serangan jamur atau bakteri.

C.    Cara kerja
1.      Mensterilisasi entkas dengan kain yang telah dibasahi alcohol 70 %.
2.      Memasukkan alat dan bahan yang diperlukan ke dalam entkas, setelah terlebih dahulu mensterilkan dengan membasahi bagian luarnya dengan kain yang telah direndam alcohol 70%.
3.      Menyemprot entkas dengan menggunakan alcohol 70 %, kemudian membiarkan selama 10 menit.
4.      Mensterilkan tangan dengan cara menyemprot tangan menggunakan alcohol 70%. Overplanting dimulai dengan menyiapkan alat-alat yang diperlukan di dalam entkas
5.      Mengeluarkan bibit dari botol sebanyak ± 5 – 10 tanaman, kemudian meletakkan pada petridish steril. Mengeluarkan bibit dengan cara menjepit bagian diantara akar dan daun, kemudian menarik bibit dengan mengusahakan agar akar akar keluar terlebih dahulu.
6.      Menanam bibit ke dalam botol yang berisi medium baru satu per satu, sehingga jumlahnya dalam botol ± 6 bibit (jumlah bibit yang ditanam tergantung ukuran botol yang dipakai)
7.      Memisahkan bibit yang masih berhimpitan dengan bibit lain, juga pada media lama yang masih melekat pada bibit.
8.      Menutup botol dengan plastic kemudian diikat menggunakan karet gelang. Memberi label ada botol.
9.      Mengeluarkan botol yang baru ditanami bibit anggrek dan meletakkan pada rak yang tersedia.

D.     Alat dan bahan
1.      Entkas
2.      Petridish steril
3.      Pinset panjang dan pinset pendek steril
4.      Alcohol 70 %
5.      Medium anggrek dalam botol
6.      Bibit anggrek dalam botol, siap dipindah


E.     Hasil Pengamatan
Tabel. Hasil Pengamatan
No
Pengamatan ke-
Keterangan
1.
Pengamatan hari pertama


Hari pertama dilakukan overplanting pada bibit tanaman anggrek sekitar 7 bibit anggrek.
2.
Pengamatan hari kedua


Masih tetap sama seperti pada hari pertama.
3.

Pengamatan hari ketiga
(Tidak ada gambar)
Tumbuh jamur berwarna hijau pada seluruh permukaan media.

F.     Pembahasan
                 Pada praktikum ini bertujuan untuk melakukan penjarangan anggrek dalam botol. Penjarangan anggrek dalam botol ini diharapkan dalam beberapa hari akan tumbuh banyak anggrek baru (perbanyakan tanaman anggrek). Proses overplanting anggrek ini menjadi sangat penting mengingat anggrek tidak dapat tumbuh secara alami mulai dari biji tetapi dengan bantuan mikoriza. Proses ini membantu memperbanyak tanaman anggrek secara in vitro dengan menggunakan media Vacin and Went. Media Vacin and Went yang digunakan dalam kultur jaringan mengandung garam-garam mineral yang terdiri dari unsur-unsur makro dan mikro, sumber karbon, vitamin, asam-asam amino, zat pengatur tumbuh, dan bahan organik kompleks yang berfungsi dalam menyuplai nutrisi pada anggrek.
Pertama-tama yang dilakukan pada praktikum ini adalah mensterilisasi entkas dengan kain yang telah dibasahi alcohol 70 % dilakukan agar entkas steril dan siap digunakan untuk proses inokulasi. Memasukkan alat dan bahan yang diperlukan ke dalam entkas, setelah terlebih dahulu mensterilkan dengan membasahi bagian luarnya dengan kain yang telah direndam alcohol 70% untuk menjaga sterilisasi dari entkas dan agar saat inokulasi, tidak terjadi kontaminasi pada eksplan. Mensterilkan tangan dengan cara menyemprot tangan menggunakan alcohol 70% agar tidak mengkontaminasi eksplan. Overplanting dimulai dengan menyiapkan alat-alat yang diperlukan di dalam entkas. Mengeluarkan bibit dari botol sebanyak ± 5 – 10 tanaman, kemudian meletakkan pada petridish steril agar dapat dipisah-pisahkan. Mengeluarkan bibit dengan cara menjepit bagian diantara akar dan daun, kemudian menarik bibit dengan mengusahakan agar akar keluar terlebih dahulu agar memudahkan dikeluarkan dari botol.
Pemindahan bibit anggrek ke media baru dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan nutrien, tetapi komposisi garam sama dengan yang sebelumnya. Apabila dalam tiga bulan media agar tidak diganti, maka media akan tampak kecokelatan, menjadi tipis dan mengering, sehingga daun planlet akan menguning. Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan.
Bibit yang masih berhimpitan kemudian dipisahkan dengan bibit lain, juga pada media lama yang masih melekat pada bibit. Bibit ditanam ke dalam botol yang berisi medium baru satu per satu, sehingga jumlahnya dalam botol ± 7 bibit (jumlah bibit yang ditanam tergantung ukuran botol yang dipakai ). Menutup botol dengan plastik kemudian diikat menggunakan karet gelang. Memberi label pada botol agar mudah diketahui praktikan yang membuat kultur tersebut dan mudah diamati. Botol yang baru ditanami bibit anggrek dikeluarkan dan meletakkan pada rak yang tersedia yaitu rak kultur. Namun pada proses ini terjadi kendala karena susahnya memindahkan bibit anggrek ke botol kultur yang baru karena praktikan belum terlalu menguasai teknik pemindahan  (overplanting) anggrek.
Penjarangan tersebut dilakukan agar member tempat atau celah untuk pertumbuhan anggrek yang baru. Mengingat planlet anggrek yang ditanam masih berupa kecambah dengan daun berjumlah dua sampai empat helai dan baru mulai keluar akar. Sehingga akan terjadi perbanyakan tanaman secara vegetative didalam botol kultur tersebut.
Pada pengamatan kedua yaitu  pada hari yang kedua belum terjadi perubahan. Namun pada pengamatan ketiga yaitu pada hari ketiga, telah terjadi kontaminasi pada kultur anggrek tersebut ditandai dengan tumbuhnya jamur berwarna hijau pada seluruh permukaan media agar. Media dan bibit anggrek yang telah terkontaminasi langsung dibuang dan dicuci. Hal ini dilakukan karena apabila tetap ditumbuhkan maka kemungkinan anggrek tersebut terganggu pertumbuhannya bahkan mati karena nutrisi didalam media digunakan oleh jamur dan kemungkinan merusak jaringan pada tanaman anggrek.
Ada beberapa faktor terjadinya kontaminasi pada anggrek tersebut yaitu:
1.      Pada saat sterilisasi alat-alat, tidak dilakukan secara baik dan benar.
2.   Pinset panjang hanya satu dan digunakan untuk mengambil bibit anggrek pada botol kultur dan juga digunakan untuk overplanting anggrek pada botol kultur yang baru. Hal ini kemungkinan menyebabkan terkontaminasinya anggrek pada botol kultur yang baru.
3. Karena susah dalam mengeluarkan bibit anggrek dari botol kultur sebelumnya menyebabkan terkontaminasinya bibit anggrek dan media baik dari alat maupun dari udara. Hal ini kemungkinan terjadi karena praktikan belum terlalu menguasai teknik pemindahan (overplanting) anggrek.
4.    Bibit anggrek yang dikeluarkan berada di luar (terkena udara) terlalu lama karena harus diletakkan di petridish dan dibersihkan sisa media yang masih lengket diakarnya dan harus memilih bibit anggrek yang cocok untuk dimasukkan ke dalam botol kultur yang baru (overplanting).
5.      Botol kultur yang digunakan untuk overplanting anggrek terlalu lama terbuka sehingga terkena udara yang kemungkinan terkena spora udara.

G.    Diskusi
1.      Mengapa bibit anggrek dalam botol perlu dilakukan penjarangan?
2.      Mengapa media dalam botol yang akan dipakai untuk menanam bibit anggrek yang dipindah harus baru? Mengapa pH media harus diperhatikan?
3.      Apakah yang terjadi kalau seandainya media tempat tumbuh bibit anggrek dalam botol tersebut terkontaminasi, kemudian bibit anggrek tetap ditumbuhkan didalam medium botol tersebut?
Jawaban:
1.       Tujuan kultur planlet anggrek ini adalah untuk propagasi. Propagasi merupakan suatu cara pembiakan secara vegetatif untuk mendapatkan suatu populasi yang mempunyai sifat morfologis dan sifat genetik yang sama. Diperkirakan dalam waktu tiga bulan, planlet sudah memenuhi botol. Planlet anggrek dalam botol masih berupa kecambah dengan daun berjumlah dua sampai empat helai dan baru mulai keluar akar. Planlet yang siap untuk ditanam berumur 6 – 10 bulan. Planlet yang dipilih adalah planlet yang segar, berwarna hijau secara keseluruhan, serta tidak menampakkan adanya serangan jamur atau bakteri. Penjarangan dilakukan untuk memberi tempat atau celah untuk pertumbuhan anggrek yang baru.
2.      Media dalam botol untuk menanam anggrek harus baru untuk pemenuhan kebutuhan nutrien, tetapi komposisi garam sama dengan yang sebelumnya. Apabila dalam tiga bulan media agar tidak diganti, maka media akan tampak kecokelatan, menjadi tipis dan mengering, sehingga daun planlet akan menguning. Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan
3.      Apabila telah terjadi kontaminasi dan bibit anggrek tetap berada pada botol tersebut maka pertumbuhan dan perkembangan anggrek akan terganggu, anggrek tidak tumbuh optimal, sakit karena kerusakan jaringan oleh jamur dan bakteri bahkan bibit anggrek dapat mati. Hal ini juga dapat terjadi karena terjadi kompetisi dalam memperebutkan nutrisi pada media, apalagi perlu diingat bahwa pertumbuhan jamur dan bakteri sangat cepat.


H.    Kesimpulan
Pada praktikum ini, praktikan melakukan overplanting anggrek yang bertujuan untuk penjarangan anggrek. Hal ini dilakukan untuk perbanyak anggrek yang bermula hanya 7 anggrek diharapkan akan menjadi banyak tanaman (planlet) anggrek. Namun pada praktikum ini, hasil yang diperoleh adalah terjadi kontaminasi jamur pada botol kultur tersebut. Sehingga dapat dikatakan praktikan gagal dalam melakukan overplanting anggrek.



DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Kultur Jaringan. 2012. Petunjuk Praktikum Kultur jaringan Tumbuhan. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman Edisi 1, Cetakan 2. Editor, Rini Rachmawati. Jakarta: Bumi Aksara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar