A.
Tujuan
Penjarangan
anggrek dalam botol
B.
Tinjauan
Pustaka
Teknik
kultur jaringan dengan menggunakan usaha propagasi akan dihasilkan tanaman
dengan jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat. Propagasi merupakan suatu
cara pembiakan secara vegetatif untuk mendapatkan suatu populasi yang mempunyai
sifat morfologis dan sifat genetik yang sama. Pelaksanaan propagasi anggrek
melalui empat tahap, yaitu overplanting dan pemindahan, budidaya dalam
komuniti pot, budidaya dalam pot individu dan pemeliharaan anggrek dewasa. Over
planting adalah pemindahan bibit anggrek (planlet) ke dalam botol steril
yang baru untuk pemenuhan kebutuhan nutrien, tetapi komposisi garam sama dengan
yang sebelumnya. Apabila dalam tiga bulan media agar tidak diganti, maka media
akan tampak kecokelatan, menjadi tipis dan mengering, sehingga daun planlet
akan menguning.
Salah satu
faktor penentu keberhasilan perbanyakan kultur jaringan, yaitu me-dia kultur. Berbagai komposisi media kultur telah
diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yang dikulturkan. Me-dia kultur jaringan
terdiri dari beberapa versi, salah satunya adalah media Vacin dan Went. Media ini merupakan media
yang dianggap paling baik untuk kultur jaringan anggrek. Media padat Vacin dan Went disimpan dalam botol-botol anggrek yang penyimpanannya diletakkan secara
horisontal, sehingga media agar posisinya miring. Media yang digunakan dalam kultur jaringan
haruslah mengandung garam-garam mineral yang terdiri dari unsur-unsur makro
dan mikro, sumber karbon, vitamin, asam-asam
amino, zat pengatur tumbuh, bahan organik
kompleks.
Planlet
dalam botol media Vacin dan Went diatur dengan rapi berjarak kurang lebih sama
satu dengan yang lain. Diperkirakan dalam waktu tiga bulan, planlet su-dah
memenuhi botol. Planlet anggrek dalam botol
masih berupa kecambah dengan daun berjumlah dua sampai empat helai dan baru mulai keluar akar. Planlet yang siap
untuk ditanam berumur 6 – 10 bulan. Planlet yang dipilih adalah planlet yang
segar, berwarna hijau secara keseluruhan, serta tidak menampakkan adanya
serangan jamur atau bakteri.
C.
Cara
kerja
1. Mensterilisasi
entkas dengan kain yang telah dibasahi alcohol 70 %.
2. Memasukkan
alat dan bahan yang diperlukan ke dalam entkas, setelah terlebih dahulu
mensterilkan dengan membasahi bagian luarnya dengan kain yang telah direndam
alcohol 70%.
3. Menyemprot
entkas dengan menggunakan alcohol 70 %, kemudian membiarkan selama 10 menit.
4. Mensterilkan
tangan dengan cara menyemprot tangan menggunakan alcohol 70%. Overplanting
dimulai dengan menyiapkan alat-alat yang diperlukan di dalam entkas
5. Mengeluarkan
bibit dari botol sebanyak ± 5 – 10 tanaman, kemudian meletakkan pada petridish
steril. Mengeluarkan bibit dengan cara menjepit bagian diantara akar dan daun,
kemudian menarik bibit dengan mengusahakan agar akar akar keluar terlebih
dahulu.
6. Menanam
bibit ke dalam botol yang berisi medium baru satu per satu, sehingga jumlahnya
dalam botol ± 6 bibit (jumlah bibit yang ditanam tergantung ukuran botol yang
dipakai)
7. Memisahkan
bibit yang masih berhimpitan dengan bibit lain, juga pada media lama yang masih
melekat pada bibit.
8. Menutup
botol dengan plastic kemudian diikat menggunakan karet gelang. Memberi label
ada botol.
9. Mengeluarkan
botol yang baru ditanami bibit anggrek dan meletakkan pada rak yang tersedia.
D.
Alat
dan bahan
1. Entkas
2. Petridish
steril
3. Pinset
panjang dan pinset pendek steril
4. Alcohol
70 %
5. Medium
anggrek dalam botol
6. Bibit
anggrek dalam botol, siap dipindah
E. Hasil Pengamatan
Tabel.
Hasil Pengamatan
No
|
Pengamatan
ke-
|
Keterangan
|
1.
|
Pengamatan
hari pertama
|
Hari
pertama dilakukan overplanting pada bibit tanaman anggrek sekitar 7 bibit
anggrek.
|
2.
|
Pengamatan
hari kedua
|
Masih
tetap sama seperti pada hari pertama.
|
3.
|
Pengamatan
hari ketiga
(Tidak
ada gambar)
|
Tumbuh
jamur berwarna hijau pada seluruh permukaan media.
|
F. Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk melakukan penjarangan
anggrek dalam botol. Penjarangan anggrek dalam botol ini diharapkan dalam
beberapa hari akan tumbuh banyak anggrek baru (perbanyakan tanaman anggrek).
Proses overplanting anggrek ini menjadi sangat penting mengingat anggrek tidak
dapat tumbuh secara alami mulai dari biji tetapi dengan bantuan mikoriza.
Proses ini membantu memperbanyak tanaman anggrek secara in vitro dengan
menggunakan media Vacin and Went. Media Vacin and Went yang digunakan dalam kultur jaringan mengandung
garam-garam mineral yang terdiri dari unsur-unsur makro dan mikro, sumber karbon, vitamin,
asam-asam amino, zat pengatur tumbuh, dan bahan organik kompleks yang berfungsi dalam menyuplai nutrisi pada anggrek.
Pertama-tama
yang dilakukan pada praktikum ini adalah mensterilisasi entkas dengan kain yang
telah dibasahi alcohol 70 % dilakukan agar entkas steril dan siap digunakan
untuk proses inokulasi. Memasukkan alat dan bahan yang diperlukan ke dalam
entkas, setelah terlebih dahulu mensterilkan dengan membasahi bagian luarnya
dengan kain yang telah direndam alcohol 70% untuk menjaga sterilisasi dari
entkas dan agar saat inokulasi, tidak terjadi kontaminasi pada eksplan. Mensterilkan
tangan dengan cara menyemprot tangan menggunakan alcohol 70% agar tidak
mengkontaminasi eksplan. Overplanting dimulai dengan menyiapkan alat-alat yang
diperlukan di dalam entkas. Mengeluarkan bibit dari botol sebanyak ± 5 – 10
tanaman, kemudian meletakkan pada petridish steril agar dapat dipisah-pisahkan.
Mengeluarkan bibit dengan cara menjepit bagian diantara akar dan daun, kemudian
menarik bibit dengan mengusahakan agar akar keluar terlebih dahulu agar
memudahkan dikeluarkan dari botol.
Pemindahan
bibit anggrek ke media baru dilakukan untuk
pemenuhan kebutuhan nutrien, tetapi komposisi garam sama dengan yang
sebelumnya. Apabila dalam tiga bulan media agar tidak diganti, maka media akan
tampak kecokelatan, menjadi tipis dan mengering, sehingga daun planlet akan
menguning. Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan untuk
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan.
Bibit yang masih berhimpitan kemudian dipisahkan dengan
bibit lain, juga pada media lama yang masih melekat pada bibit. Bibit ditanam ke
dalam botol yang berisi medium baru satu per satu, sehingga jumlahnya dalam
botol ± 7 bibit (jumlah bibit yang ditanam tergantung ukuran botol yang dipakai
). Menutup botol dengan plastik kemudian diikat menggunakan karet gelang.
Memberi label pada botol agar mudah diketahui praktikan yang membuat kultur
tersebut dan mudah diamati. Botol yang baru ditanami bibit anggrek dikeluarkan
dan meletakkan pada rak yang tersedia yaitu rak kultur. Namun pada proses ini
terjadi kendala karena susahnya memindahkan bibit anggrek ke botol kultur yang
baru karena praktikan belum terlalu menguasai teknik pemindahan (overplanting) anggrek.
Penjarangan tersebut dilakukan agar member tempat
atau celah untuk pertumbuhan anggrek yang baru. Mengingat planlet anggrek yang
ditanam masih
berupa kecambah dengan daun berjumlah dua sampai empat helai dan baru mulai keluar akar. Sehingga
akan terjadi perbanyakan tanaman secara vegetative didalam botol kultur
tersebut.
Pada
pengamatan kedua yaitu pada hari yang
kedua belum terjadi perubahan. Namun pada pengamatan ketiga yaitu pada hari
ketiga, telah terjadi kontaminasi pada kultur anggrek tersebut ditandai dengan
tumbuhnya jamur berwarna hijau pada seluruh permukaan media agar. Media dan
bibit anggrek yang telah terkontaminasi langsung dibuang dan dicuci. Hal ini
dilakukan karena apabila tetap ditumbuhkan maka kemungkinan anggrek tersebut
terganggu pertumbuhannya bahkan mati karena nutrisi didalam media digunakan
oleh jamur dan kemungkinan merusak jaringan pada tanaman anggrek.
Ada beberapa faktor
terjadinya kontaminasi pada anggrek tersebut yaitu:
1. Pada
saat sterilisasi alat-alat, tidak dilakukan secara baik dan benar.
2. Pinset
panjang hanya satu dan digunakan untuk mengambil bibit anggrek pada botol
kultur dan juga digunakan untuk overplanting anggrek pada botol kultur yang
baru. Hal ini kemungkinan menyebabkan terkontaminasinya anggrek pada botol
kultur yang baru.
3. Karena
susah dalam mengeluarkan bibit anggrek dari botol kultur sebelumnya menyebabkan
terkontaminasinya bibit anggrek dan media baik dari alat maupun dari udara. Hal
ini kemungkinan terjadi karena praktikan belum terlalu menguasai teknik
pemindahan (overplanting) anggrek.
4. Bibit
anggrek yang dikeluarkan berada di luar (terkena udara) terlalu lama karena
harus diletakkan di petridish dan dibersihkan sisa media yang masih lengket
diakarnya dan harus memilih bibit anggrek yang cocok untuk dimasukkan ke dalam
botol kultur yang baru (overplanting).
5. Botol
kultur yang digunakan untuk overplanting anggrek terlalu lama terbuka sehingga
terkena udara yang kemungkinan terkena spora udara.
G.
Diskusi
1. Mengapa
bibit anggrek dalam botol perlu dilakukan penjarangan?
2. Mengapa
media dalam botol yang akan dipakai untuk menanam bibit anggrek yang dipindah
harus baru? Mengapa pH media harus diperhatikan?
3. Apakah
yang terjadi kalau seandainya media tempat tumbuh bibit anggrek dalam botol
tersebut terkontaminasi, kemudian bibit anggrek tetap ditumbuhkan didalam
medium botol tersebut?
Jawaban:
1.
Tujuan
kultur planlet anggrek ini adalah untuk propagasi. Propagasi merupakan suatu
cara pembiakan secara vegetatif untuk mendapatkan suatu populasi yang mempunyai
sifat morfologis dan sifat genetik yang sama. Diperkirakan dalam waktu tiga
bulan, planlet sudah memenuhi botol. Planlet
anggrek dalam botol masih berupa kecambah dengan daun berjumlah dua sampai empat helai dan baru mulai keluar akar. Planlet
yang siap untuk ditanam berumur 6 – 10 bulan. Planlet yang dipilih adalah
planlet yang segar, berwarna hijau secara keseluruhan, serta tidak menampakkan
adanya serangan jamur atau bakteri. Penjarangan dilakukan untuk memberi tempat
atau celah untuk pertumbuhan anggrek yang baru.
2.
Media dalam
botol untuk menanam anggrek harus baru untuk pemenuhan kebutuhan nutrien,
tetapi komposisi garam sama dengan yang sebelumnya. Apabila dalam tiga bulan
media agar tidak diganti, maka media akan tampak kecokelatan, menjadi tipis dan
mengering, sehingga daun planlet akan menguning. Berbagai komposisi media
kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yang dikulturkan
3. Apabila
telah terjadi kontaminasi dan bibit anggrek tetap berada pada botol tersebut
maka pertumbuhan dan perkembangan anggrek akan terganggu, anggrek tidak tumbuh
optimal, sakit karena kerusakan jaringan oleh jamur dan bakteri bahkan bibit
anggrek dapat mati. Hal ini juga dapat terjadi karena terjadi kompetisi dalam
memperebutkan nutrisi pada media, apalagi perlu diingat bahwa pertumbuhan jamur
dan bakteri sangat cepat.
H.
Kesimpulan
Pada praktikum ini, praktikan melakukan overplanting
anggrek yang bertujuan untuk penjarangan anggrek. Hal ini dilakukan untuk
perbanyak anggrek yang bermula hanya 7 anggrek diharapkan akan menjadi banyak tanaman
(planlet) anggrek. Namun pada praktikum ini, hasil yang diperoleh adalah
terjadi kontaminasi jamur pada botol kultur tersebut. Sehingga dapat dikatakan
praktikan gagal dalam melakukan overplanting anggrek.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Dosen Kultur Jaringan. 2012. Petunjuk Praktikum Kultur jaringan Tumbuhan.
Yogyakarta: FMIPA UNY.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman Edisi 1, Cetakan 2. Editor, Rini
Rachmawati. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar